Di era digital yang penuh dengan perkembangan bahasa baru, tidak mengherankan jika kita sering menemukan istilah-istilah gaul yang tiba-tiba populer di media sosial. Salah satu istilah yang belakangan ini menjadi perbincangan adalah “skena adalah”. Bagi sebagian orang, istilah ini mungkin terdengar asing, tapi bagi pemakai media sosial aktif, skena telah menjadi bagian dari jargon yang merefleksikan lebih dari sekadar kata; ia mengandung makna budaya, identitas, dan dinamika sosial masa kini. Pemahaman tentang apa itu skena dan bagaimana istilah ini berkembang menawarkan wawasan menarik mengenai bagaimana kita berkomunikasi dan berinteraksi di dunia maya.
Dalam artikel ini, kita akan mengulas secara mendalam tentang apa itu skena, mulai dari definisi hingga asal-usul istilahnya. Kita juga akan menyelami peran skena dalam budaya pop dan musik, serta eksplorasi fenomena “polisi skena” yang belakangan ini menjadi topik hangat di kalangan pengguna internet. Tidak ketinggalan, kita akan membahas bagaimana identitas skena dibentuk dan dieksplorasi di media sosial modern. Dengan memahami berbagai aspek ini, kita dapat lebih mengapresiasi dinamika istilah gaul seperti skena dalam konteks yang lebih luas di masyarakat kita.
Apa Itu Skena?
Dalam konteks bahasa gaul yang sering muncul di media sosial, “skena” adalah istilah yang merujuk pada sebuah komunitas atau perkumpulan kolektif. Menurut Ganjar Harimansyah, seorang ahli bahasa, skena merupakan akronim dari tiga kata: Sua, Cengkerama, dan Kelana. Sua berarti bertemu atau berjumpa, Cengkerama adalah percakapan yang menggembirakan, dan Kelana berarti berjalan atau melakukan perjalanan tanpa tujuan tertentu. Jadi, skena dapat diartikan sebagai suatu kelompok yang menciptakan suasana untuk bersua dan bercengkerama dalam perjalanan mereka.
Kata ini juga sering dikaitkan dengan dunia musik, terutama di kalangan penggemar musik yang cenderung memiliki gaya berpakaian tertentu, seperti kaos oversize dan sepatu docmart, dan menyukai genre musik tertentu seperti underground. Dalam penggunaan sehari-hari, skena sering terdengar di platform seperti TikTok, di mana banyak konten kreator menggunakan istilah ini untuk merujuk pada gaya hidup tertentu yang melibatkan musik, fashion, dan interaksi sosial.
Sejarah dan Asal Usul Istilah Skena
Menggali lebih dalam tentang “skena,” ternyata istilah ini memiliki akar yang cukup lama. Awalnya, skena adalah serapan dari kata bahasa Inggris “scene,” yang pertama kali populer pada tahun 1940-an. Istilah ini digunakan untuk menggambarkan suatu komunitas seni yang tidak mengikuti arus utama, seringkali terkait dengan genre musik atau seni tertentu yang belum populer di kalangan umum.
Di Amerika Serikat, skena atau scene berkembang menjadi subkultur anak muda pada awal tahun 2000-an, yang berawal dari subkultur emo. Subkultur ini mencapai puncak popularitasnya di kalangan remaja dari pertengahan 2000-an hingga awal tahun 2010-an. Musik emo dan post-hardcore memainkan peran penting dalam subkultur ini, dengan berbagai genre -core seperti metalcore dan pop punk menjadi sangat populer.
Menariknya, setelah mengalami penurunan, skena mengalami kebangkitan kembali sejak tahun 2019, terutama melalui munculnya kembali gaya dan musik yang khas dari subkultur ini di berbagai platform media sosial. Ini menunjukkan bahwa skena terus berevolusi dan memiliki pengaruh yang besar dalam budaya populer, khususnya di kalangan generasi muda.
Peran Skena dalam Budaya Pop dan Musik
Dalam dunia musik, skena telah memainkan peran penting dalam membentuk subkultur anak muda, terutama melalui pengaruhnya pada genre musik indie dan post-hardcore. Awalnya, band-band seperti Bring Me the Horizon dan Asking Alexandria yang berasal dari skena ini, tidak hanya populer di kalangan penggemar tetapi juga berhasil meraih kesuksesan komersial yang signifikan. Keanekaragaman genre musik dalam skena, mulai dari indie rock hingga shoegaze, mencerminkan kebebasan berekspresi yang menjadi ciri khasnya.
Selain itu, skena musik sering diidentikkan dengan budaya DIY, di mana musisi dan penggemar bekerja sama untuk mempromosikan dan mendukung komunitas musik. Konser-konser kecil, pameran seni, dan pertemuan informal menjadi sarana bagi komunitas ini untuk berkembang dan bersatu. Di media sosial, skena musik indie telah menciptakan ruang interaksi antara musisi, penikmat, dan ekosistem musik yang saling berkaitan, membantu meningkatkan popularitas musik indie. Fenomena ini juga mempengaruhi bagaimana musik indie dipersepsikan dan dinilai di media sosial, sering kali dianggap sebagai pilihan yang lebih autentik dan kurang mainstream.
Fenomena Polisi Skena
Di tengah popularitas skena musik indie, muncul fenomena yang disebut “Polisi Skena”. Ini adalah budaya di mana beberapa individu mengkritik pilihan musik orang lain, seringkali dengan cara yang menganggap mereka memiliki wewenang untuk menilai selera musik orang lain. Fenomena ini telah menimbulkan kontroversi karena dianggap merusak esensi dari skena itu sendiri, yang seharusnya bebas dan terbuka.
Pengertian Polisi Skena
Polisi Skena adalah individu atau kelompok yang sering mengkritik dan menghakimi cara orang lain menikmati musik, terutama dalam skena musik indie. Mereka cenderung menganggap diri mereka sebagai penjaga gengsi dan kualitas musik, seringkali tanpa dasar yang jelas. Ini menciptakan suasana yang kurang menyenangkan di konser dan media sosial, di mana musik seharusnya menjadi sarana ekspresi bebas dan menyenangkan.
Kontroversi dan Kritik
Kritik terhadap Polisi Skena telah diungkapkan oleh banyak musisi, termasuk Sir Dandy. Dalam lagunya, Sir Dandy menyindir perilaku Polisi Skena yang seringkali membatasi ekspresi musikal dengan stereotip yang kaku seperti harus mengetahui lirik atau sejarah band tertentu. Hal ini, menurutnya, mereduksi kegembiraan yang seharusnya dinikmati dalam musik. Kontroversi ini menyoroti pentingnya menjaga skena musik sebagai ruang yang inklusif dan mendukung keberagaman ekspresi.
Identitas Skena di Media Sosial Modern
Di era digital, media sosial telah menjadi kanvas bagi individu untuk mengekspresikan identitas mereka melalui berbagai skena fashion. Skena fashion ini sangat beragam, mulai dari streetwear yang santai hingga haute couture yang mewah. Kita sering melihat tren fashion ini berkembang di platform seperti Instagram dan TikTok, di mana individu berbagi gaya mereka dan secara tidak langsung membentuk tren baru yang memengaruhi industri fashion secara keseluruhan.
Ciri-ciri dan Tren Fashion
Skena fashion mencakup berbagai gaya, dari fashion vintage yang klasik hingga avant-garde yang eksperimental. Gaya berpakaian ini seringkali dijumpai di coffeeshop atau tempat musik dan menjadi cara bagi individu untuk melakukan ‘self branding’. Contohnya, menggunakan sepatu bot, celana denim, dan kaos band, yang menggambarkan pesan tertentu dari pemakainya kepada publik.
Peran TikTok dalam Populeritas Skena
TikTok, dengan fitur-fiturnya yang inovatif, telah menjadi platform penting dalam mempopulerkan skena fashion dan musik. Dari video pendek yang awalnya hanya 15 detik, kini pengguna dapat mengunggah video hingga 10 menit, memberikan ruang lebih luas untuk ekspresi kreatif. TikTok tidak hanya memungkinkan pengguna untuk mengikuti tren tetapi juga menciptakan tren baru yang sering kali menjadi viral, berkat algoritma canggih yang menyesuaikan konten dengan preferensi pengguna. Ini menunjukkan bagaimana TikTok mendukung ekspresi diri dan identitas dalam skena digital modern.
Kesimpulan
Melalui eksplorasi kita tentang skena, dari akar sejarahnya hingga peran signifikannya dalam budaya pop dan era digital, kita telah memahami bahwa skena lebih dari sekedar jargon; ia adalah ekspresi dari identitas, interaksi, dan dinamika sosial yang terus berkembang. Artikel ini telah menjabarkan perjalanan istilah skena, menunjukkan bagaimana ia bertransformasi dan beradaptasi dalam berbagai konteks, dari subkultur musik hingga tren fashion di media sosial, memperkaya cara kita memahami dan berpartisipasi dalam budaya kontemporer.
Mengingat pentingnya skena dalam menyatukan orang dengan minat yang sama, tidak ada salahnya untuk mengeksplor tempat-tempat yang mendukung perkembangan skena terutama dalam konteks musik dan interaksi sosial. Sebagai contoh, 88Lounge sebagai Lounge & Restaurant di Jakarta Barat, menawarkan suasana yang cocok untuk menjadi tempat nongkrong yang menyatukan individu dengan selera serupa. Semoga pemahaman ini dapat menginspirasi pembaca untuk lebih mengapresiasi keberagaman skena yang ada di sekitar kita dan mengambil bagian dalam menciptakan skena yang inklusif dan berwarna.
Frequently Asked Questions
Skena merujuk pada kelompok orang yang memiliki minat yang sama, gemar berkumpul, bersosialisasi, dan berbagi gagasan. Kegiatan ini sering kali terkait dengan komunitas musik. Sebagai contoh, penggemar musik rock dapat disebut sebagai bagian dari skena rock.
Kultur skena, atau scene dalam bahasa Inggris, merupakan subkultur yang berkembang di kalangan anak muda Amerika Serikat pada awal tahun 2000-an. Skena merujuk pada komunitas anak muda yang suka berkumpul, berinteraksi sosial, dan mengeksplorasi berbagai tempat.
Polisi skena menggambarkan fenomena dimana individu saling mengkritik preferensi musik satu sama lain. Meskipun skena sendiri tidak bermasalah, kehadiran polisi skena yang terlalu kritis terhadap selera musik orang lain malah merusak citra skena itu sendiri.